Seputar Dunia Islam

Kamis, 07 Januari 2016

Allah SWT, Sang Pemelihara Alam Semesta

Ketika anda mencuci mobil atau melihat orang yang sedang mencuci mobil atau sedang service mobil tentu terbersit di pikiran anda : " Mobil bila tidak dirawat dan dibersihkan sangat berpotensi terjadi gangguan ketika anda pergunakan dan tidak nyaman".

Jika anda memarkir mobil yang biasa anda gunakan di lapangan kira kira 6 bulan, terkena sengatan matahari , hujan, anda tidak bisa berharap keadaan mobil anda sama dengan keadaan 6 bulan yang lalu ketika ditinggalkan. Mungkin ban kempes,debu tebal, bau kabin tidak sedap ,karat bermunculan dan ketika dicoba dinyalakan/starter akan susah apalagi ketika dikendarai pasti tidak nyaman.

Hal diatas sangat sesuai dengan Hukum entropi pada bahasan Termodinamika di bidang ilmu fisika dasar. Hukum tersebut menyatakan : " sebuah sistem yang teratur bila dibiarkan akan menjadi tidak stabil dan berkurang keteraturannya  sejalan dengan waktu. Juga lingkungan yang kita tinggali bila tidak dirawat dan pelihara lama-lama menjadi kotor, tidak sehat dan tidak nyaman ditinggali. Diperlukan tindakan agar selokan tetap mengalir, sampah dikumpulkan ,tidak berserakan dan dibuang ke pembuangan akhir. Perlu tindakan untuk mempertahankan kondisi stabil dan teratur, jika tidak ada upaya pemeliharaan maka keteraturan akan lenyap yang tertinggal hanyalah kerusakan dan kondisi yang berantakan.

Lalu muncul pertanyaan siapakah yang memelihara sesuatu yang lebih besar seperti berputarnya bumi dengan kecepatan yang seperti saat ini, bumi tetap pada orbitnya dalam mengelilingi matahari, planet lain yang bersama-sama bumi mengelilingi matahari, sistem tata surya kita mengarungi luasnya jagad raya, tidak bertabrakan satu sama lain yang menyebabkan rusaknya tatanan sistem tata surya. Sesuai dengan hukum entropi bila keteraturan sistem ini tidak ada yang memelihara, maka ketidakstabilan akan menjadi maksimal yang menyebabkan sistem rusak sama sekali dan keteraturan hilang.

Keteraturan itu antara lain medan magnet matahari, medan magnet bumi dan medan magnet planet planet lain yang menyebabkan benda-benda tersebut saling " mengikat" tetapi tidak menarik semakin dekat ke arah matahari. Jika tidak terpelihara akibat yang fatal bisa dibayangkan benda benda itu saling bertabrakan. Semua planet tertarik ke matahari dan terbakar musnah.

QS.35 Fāṭir : 41

إِنَّ اللَّهَ يُمْسِكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ أَنْ تَزُولَا ۚ وَلَئِنْ زَالَتَا إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ ۚ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

"Sungguh, Allah yang menahan langit dan bumi agar tidak lenyap; dan jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang mampu menahannya selain Allah. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun".

QS.38 Ṣād : 27

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ۚ ذَٰلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ

"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang ingkar, maka celakalah orang-orang yang ingkar itu karena mereka akan masuk neraka".

QS.3 Āli 'Imrān : 190

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal".

QS.3 Āli 'Imrān : 191

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka".

Wallahu a'lam

0 komentar:

Posting Komentar