Seputar Dunia Islam

Rabu, 30 November 2011

Bentuk dan Letak Terompet Malaikat Isrofil ?

Sebelum kiamat datang, apa yang sekarang di lakukan oleh Malaikat Israfil?. Lalu seperti apakah sebenarnya bentuk terompetnya atau yang biasa juga dikenal dengan sangkakala Malaikat Israfil itu?

Sekitar enam tahun silam sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap alam semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari jagat raya ini. Karena menurut prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta berbentuk bulat bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar saja.

Menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang bernama “Wilkinson Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), mereka mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan karena menurut hasil penelitian tersebut alam semesta ini ternyata berbentuk seperti terompet.

Di mana pada bagian ujung belakang terompet (baca alam semesta) merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable)


Bentuk Alam Semesta

Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati.

Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda :“Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah". Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah : “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya : “Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”

Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat Isrofil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuk laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang – orang jaman dahulu yang terbuat dari tanduk.

Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang dari alam nyata hingga alam ghoib.

Jika keshohihan hadits di atas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP akurat dan bisa dipertanggungjawabkan maka bisa dipastikan bahwa kita ini bak rama – rama yang hidup di tengah – tengah kaldera gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja.

Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu dalam surah An Naml ayat 87 : “Dan pada hari ketika terompet di tiup, maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadapNya dengan merendahkan diri.”

Makhluk langit saja bisa terkejut apalagi makhluk bumi yang notabene jauh lebih lemah dan lebih kecil. Pada sambungan hadits di atas ada sedikit preview tentang seperti apa keterkejutan dan ketakutan makhluk bumi kelak.

“Pada saat tergoncangnya bumi, manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya, anak – anak jadi beruban dan setan – setan berlarian.”

Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, jika terompetnya saja sebesar itu, bagaimana dengan peniupnya dan bagaimana pula Sang Pencipta keduanya? Maha Besar Engkau Ya Allah, Allahu Akbar!

Rahasia Al-Qur'an Dibalik Runtuhnya Menara Kembar WTC

Tragedi kehancuran gedung kembar tertinggi di dunia, Wolrd Trade Center (WTC) New York, yang terjadi pada bulan 9, tanggal 11, tahun 2001, tak lepas dari ketelitian pengamat Al Quran Tak mudah kita melupakan kedahsyatan tragedi ‘WTC 9/11’ tersebut, dimana pada suatu hari, melalui tangan sekelompok orang, Tuhan ‘mengizinkan’ dihancurkannya 2 menara kembar gedung raksasa tertinggi di dunia di kota New York, Amerika Serikat. Ini masih belum termasuk gedung Pentagon dan gedung kecil lain disekitar WTC.

Peristiwa WTC 9/11 terjadi disekitar 14 abad setelah Al Quran diturunkan, namun detail fisiknya telah tercatat secara tersembunyi didalam Al Qur'an, yaitu dalam surat At-Taubah. Surat At-Taubah merupakan surat ke 9 dalam urutan Al-Qur’an, dimana 37 ayat diantaranya terletak pada juz ke -11 (sisanya di juz 10), dan kabarnya jumlah huruf pada 37 ayat ini terdiri dari 2001 huruf, ada pula yang bilang jumlah kata pada keseluruhan surat At-Taubah ini ada 2001 kata. Angka-angka ini sama dengan tanggal, bulan dan tahun terjadinya tragedi WTC 9/11 tersebut.

Mari kita simak isi surat At-Taubah ayat ke-109 dan 110, yaitu :

“Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar takwa kepada Allah dan keridaan (Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahanam? Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”
“Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Dalam ayat tersebut disebutkan keruntuhan sebuah bangunan karena yang mendirikannya adalah orang -orang yang zalim. Pemerintah Amerika Serikat dan sekutunya yang selalu dianggap para politisi dan ulama Islam sebagai pemerintahan yang bersikap zalim dan memusuhi umat Islam hingga saat ini. Sehingga peneliti ayat ini menyimpulkan bahwa orang zalim yang dimaksud ayat ini adalah pemerintah As dan sekutunya.

Selanjutnya peneliti tersebut mengatakan bahwa kata-kata ‘di tepi jurang yang runtuh’ adalah penafsiran dari bahasa Arab kata-kata JURUFIN HAR yang terdapat dalam ayat tersebut diatas. Dan menurut beliau kabarnya ada sebuah jalan yang bernama JERF HAR yang terletak di sekitar komplek gedung WTC yang hancur tersebut. Kalaupun info Jerf Har ini dianggap mengada-ada, Anda akan semakin takjub ketika mengetahui mengapa ayat tersebut ada di nomor 109 dan 110.

Ingin tahu mengapa ayat yang menginformasikan bangunan yang jatuh / runtuh ini ada di ayat 109 dan 110 ?. Ternyata jumlah tingkat di gedung masing-masing dari dua gedung menara WTC ada 110 tingkat ! (Telah menjadi kebiasaan bagi masyarakat Barat yang mempercayai tahyul angka sial 13, sehingga gedung-gedung tinggi selalu menghapus istilah lantai ke-13, sehingga jumlah tingkat gedung sebenarnya adalah 109).

Subhanallah !

Sungguh demikian sempurna cara Allah SWT memberi tanda-tanda kebenaran dan tanda-tanda kekuasaannya kepada orang-orang yang diberi-Nya petunjuk. Beruntunglah kita bila menjadi orang yang selalu bertambah keimanannya ketika mendengar kebenaran dan kebesaran Allah SWT semacam ini.