Setiap saat, detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun, terus umur kita akan berkurang. Setiap pergantian tahun, berarti umur kita semakin bertambah. Bertambah tua. Berarti pula umur semakin berkurang, dan kematian semakin dekat.
Tak ada yang tidak akan meninggalkan dunia yang fana ini. Ketika datang ajal. Semuanya kita tinggalkan.Tak ada yang dapat kita bawa ke alam kubur.
Kita yang telah menghabiskan seluruh umur kita, sepanjang tahun untuk bekerja, mengumpulkan materi itu, akhirnya akan kita tinggalkan. Kita akan berpisah dengan semua itu. Isteri, anak-anak,rumah, kenderaan, dan bentuk-bentuk harta-benda lainnya, pasti akan kita tinggalkan.
Tak pantas manusia seluruh hidupnya hanyalah diorientasikan hanya untuk mengejar dan mendapatkan materi. Padahal, materi itu semuanya, dan seluruh kehidupan di dunia ini akan berpisah dengan kita, dan kita tinggalkan, saat ajal menjelang. Ilusi-ilusi atau khayalan manusia, yang ingin mendapatkan kenikmatan dunia secara berlebihan itu, semuanya hanyalah ilusi atau khayalan.
Manusia akan dibatasi oleh umur dan kematian. Saat umur menjelang tua, kemampuan fisik akan semakin renta, tak lagi bernilai harta yang begitu banyak.Tak dapat membuat manusia terus berilusi dengan berbagai khayalan tentang kenikmatan dunia.
Manusia yang renta tak akan lagi dapat menikmati semua harta yang melimpah. Bahkan, terkadang orang yang sudah menjelang usia di atas 50 tahun pun, makannya pun sudah tidak bebas, karena keterbatasan pisik. Apalagi bila telah terkena diabet. Semuanya bentuk kenikmatan yang ada di depan matanya hanya menjadi khayalan, tak dapat dinikmatinya. Ini sejatinya manusia. Manusia memiliki kendala, manusia memiliki keterbatasan, dan tidak ada yang kekal atas diri manusia. Tidak ada lagi kemampuan pisik yang dapat menopang ilusi dan khayalannya. Semuanya khayalan akan berakhir.
Ingatlah kematian pasti akan tiba. Kematian pasti akan dihadapi oleh manusia. Tidak akan bisa pergi dan mengelak dengan datangnya kematian. Siapapun adanya.
Malam ini mungkin masih akan berpesta pora, dan menikmati guratan-guratan kembang api, menikmati musik, menikmati pergantian tahun, pesta-pesta, menikmati makan-makanan yang enak, menikmati berpergian ke luar negeri, dan pergi ke tempat-tempat yang memiliki keindahan alam di tempat-tempat yang eksklusif bersama keluarga. Tetapi semuanya itu pasti akan berlalu. Tidak lama.
Malam ini sebagian orang akan menikmati pergantian tahun. Ingatlah setiap pergantian tahun itu, berarti umur kita akan berkurang. Maka ingatlah setiap pergantian tahun, dan tahun yang sudah kita lalui itu, adakah kehidupan kita semakin baik. Semakin dekat dengan Sang Pencipta? Atau semakin jauh dari Rabbul Alamin?
Kematian sebagai kemestian yang tidak dapat ditawar oleh siapun. Hanya bagaimana cara kita menghadapi kematian? Banyak orang memilih cara menghadapi kematian. Ada dengan pesta dan mabuk-mabukan, disertai dengan perbuatan maksiat lainnya. Ada pula dengan selalu mengingat Tuhannya, dan berbuat baik kepada sesama. Inilah pilihan yang harus dipilih oleh manusia.
Ada yang membuat selalu optimis dan akan selalu memotivasi kita untuk berbuat baik, manakala kita selalu mengingat tentang kematian dan adanya kehidupan akhirat. Itulah yang akan selalu membuat kita untuk berbuat kebajikan. Berbuat kebajikan bagi bekal kehidupan kita di akhirat nanti.
Yakinlah kita kebaikan sekecil apapun nilainya, pasti akan mendapat balasan, dan berbuat kejahatan sekecil apapun juga akan mendapatkan balasan. Tak ada yang luput dari pengawasan Allah Ta'ala atas segala perbuatan yang sudah kita lakukan.
Diakhirat nanti kita akan mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya atas segala amal yang sudah kita lakukan. Yakinlah. Wallahu’alam.
Tak ada yang tidak akan meninggalkan dunia yang fana ini. Ketika datang ajal. Semuanya kita tinggalkan.Tak ada yang dapat kita bawa ke alam kubur.
Kita yang telah menghabiskan seluruh umur kita, sepanjang tahun untuk bekerja, mengumpulkan materi itu, akhirnya akan kita tinggalkan. Kita akan berpisah dengan semua itu. Isteri, anak-anak,rumah, kenderaan, dan bentuk-bentuk harta-benda lainnya, pasti akan kita tinggalkan.
Tak pantas manusia seluruh hidupnya hanyalah diorientasikan hanya untuk mengejar dan mendapatkan materi. Padahal, materi itu semuanya, dan seluruh kehidupan di dunia ini akan berpisah dengan kita, dan kita tinggalkan, saat ajal menjelang. Ilusi-ilusi atau khayalan manusia, yang ingin mendapatkan kenikmatan dunia secara berlebihan itu, semuanya hanyalah ilusi atau khayalan.
Manusia akan dibatasi oleh umur dan kematian. Saat umur menjelang tua, kemampuan fisik akan semakin renta, tak lagi bernilai harta yang begitu banyak.Tak dapat membuat manusia terus berilusi dengan berbagai khayalan tentang kenikmatan dunia.
Manusia yang renta tak akan lagi dapat menikmati semua harta yang melimpah. Bahkan, terkadang orang yang sudah menjelang usia di atas 50 tahun pun, makannya pun sudah tidak bebas, karena keterbatasan pisik. Apalagi bila telah terkena diabet. Semuanya bentuk kenikmatan yang ada di depan matanya hanya menjadi khayalan, tak dapat dinikmatinya. Ini sejatinya manusia. Manusia memiliki kendala, manusia memiliki keterbatasan, dan tidak ada yang kekal atas diri manusia. Tidak ada lagi kemampuan pisik yang dapat menopang ilusi dan khayalannya. Semuanya khayalan akan berakhir.
Ingatlah kematian pasti akan tiba. Kematian pasti akan dihadapi oleh manusia. Tidak akan bisa pergi dan mengelak dengan datangnya kematian. Siapapun adanya.
Malam ini mungkin masih akan berpesta pora, dan menikmati guratan-guratan kembang api, menikmati musik, menikmati pergantian tahun, pesta-pesta, menikmati makan-makanan yang enak, menikmati berpergian ke luar negeri, dan pergi ke tempat-tempat yang memiliki keindahan alam di tempat-tempat yang eksklusif bersama keluarga. Tetapi semuanya itu pasti akan berlalu. Tidak lama.
Malam ini sebagian orang akan menikmati pergantian tahun. Ingatlah setiap pergantian tahun itu, berarti umur kita akan berkurang. Maka ingatlah setiap pergantian tahun, dan tahun yang sudah kita lalui itu, adakah kehidupan kita semakin baik. Semakin dekat dengan Sang Pencipta? Atau semakin jauh dari Rabbul Alamin?
Kematian sebagai kemestian yang tidak dapat ditawar oleh siapun. Hanya bagaimana cara kita menghadapi kematian? Banyak orang memilih cara menghadapi kematian. Ada dengan pesta dan mabuk-mabukan, disertai dengan perbuatan maksiat lainnya. Ada pula dengan selalu mengingat Tuhannya, dan berbuat baik kepada sesama. Inilah pilihan yang harus dipilih oleh manusia.
Ada yang membuat selalu optimis dan akan selalu memotivasi kita untuk berbuat baik, manakala kita selalu mengingat tentang kematian dan adanya kehidupan akhirat. Itulah yang akan selalu membuat kita untuk berbuat kebajikan. Berbuat kebajikan bagi bekal kehidupan kita di akhirat nanti.
Yakinlah kita kebaikan sekecil apapun nilainya, pasti akan mendapat balasan, dan berbuat kejahatan sekecil apapun juga akan mendapatkan balasan. Tak ada yang luput dari pengawasan Allah Ta'ala atas segala perbuatan yang sudah kita lakukan.
Diakhirat nanti kita akan mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya atas segala amal yang sudah kita lakukan. Yakinlah. Wallahu’alam.